9:41:00 PM
Gue nggak pernah merasa benar-benar menjadi orang introvert karena sejauh ini gue sangat nyaman berinteraksi dengan orang banyak meskipun gue akui gue lebih suka menghabiskan waktu sendiri dan nggak terlalu suka berinteraksi dengan terlalu banyak orang.
Tapi namanya penyangkalan tetaplah menyangkal. Sampai akhirnya gue merasa gue sedang di titik terendah dalam seminggu--wait, setahun ini malah. Gue akhirnya mengeluarkan semua sisi introvert yang gue punya. Gue akhirnya benar-benar menghindari orang untuk berpikir secara jernih meskipun lama-kelamaan hal ini nggak menghasilkan apa-apa.
Sulit rasanya jadi orang introvert karena rata-rata orang introvert temannya sedikit. Bukan karena mereka anti sosial, mereka hanya merasa nyaman untuk memiliki lingkup pertemanan yang sedikit namun erat.
Tapi, kalau kasusnya kayak gue, dimana teman yang bisa dipercaya akhirnya merasa kecewa dan gue pun nggak mau ngalah, what would you do? What would introverts do? Rasanya lelah banget sekian lama memendam apa yang seharusnya dikeluarkan lalu seminggu ini malah jadi beban mental yang rasanya nggak habis-habis. Belum selesai satu masalah, ada lagi masalah lainnya. Semua bertumpuk-tumpuk dan gue akhirnya merasakan mental breakdown. Kalau teman gue yang lain tahu mungkin mereka akan bilang, "Kurang piknik." Sepertinya gue memang butuh naik gunung atau berenang di pantai atau melakukan apapun yang bisa mengembalikan fungsi normal otak gue.
Gue udah lelah menangis, tapi membiarkan masalah ini lewat tanpa ada usaha menyelesaikannya bakal bikin gue makin tertekan. Tapi mungkin gue harus menenangkan diri gue dulu setenang-tenangnya, sampai gue lupa gue pernah berada di posisi serendah ini.
Pertanyaannya, mau sampai kapan?
"But sometimes it can get so hard pretending it's okay."
"But sometimes it can get so hard pretending it's okay."
0 comments